TheMoments.live: Every Moment Matters
Di balik setiap kepulan asap vape yang terlihat mengundang, tersembunyi ancaman yang nyata dan meresahkan. Vape, yang sering digembar-gemborkan sebagai alternatif aman dan modern dari rokok konvensional, telah menarik perhatian banyak remaja perempuan. Fenomena ini tidak hanya menimbulkan kekhawatiran dari sisi kesehatan, tetapi juga membawa dampak sosial yang kompleks.
Gaya Hidup Modern yang Menyesatkan
Remaja perempuan sering kali terjebak dalam jeratan vape karena berbagai alasan. Sebagian dari mereka menganggap vape sebagai simbol identitas, sebuah cerminan dari keterlibatan dalam komunitas yang dianggap keren dan modern. Komunitas vape di media sosial, seperti @Dragoncloudz.id di Instagram, menunjukkan bahwa aktivitas vaping bisa dianggap sebagai seni, hobi, bahkan profesi (Tedjasukmono & Susanto, 2020). Hal ini memberi remaja perempuan tempat untuk berekspresi dan merasa diterima.
Namun, realitas yang ada jauh lebih suram. Data dari Universiti Malaya menunjukkan bahwa insiden penyakit terkait vape, seperti EVALI, semakin meningkat di Malaysia. Penelitian oleh Wong Chee Kuan et al. (2021) mengungkapkan bahwa dari 100,000 kasus infeksi pernapasan akut, 840 di antaranya terkait dengan penggunaan vape. Vape, yang dipromosikan sebagai alternatif yang lebih aman, ternyata menyimpan risiko kesehatan yang signifikan.
Ancaman Kesehatan yang Nyata
Kandungan dalam vape, termasuk nikotin dan zat kimia berbahaya lainnya, dapat merusak sistem pernapasan dan organ tubuh lainnya. American Lung Association (2021) menekankan bahwa vape tidak lebih aman dibandingkan rokok konvensional. Partikel ultra halus yang dihasilkan oleh vape bisa masuk jauh ke dalam paru-paru dan menyebabkan kerusakan jangka panjang.
Selain risiko fisik, dampak psikologis dari penggunaan vape juga tidak bisa diabaikan. Penelitian menunjukkan bahwa remaja yang menggunakan vape cenderung mengalami gejala depresi dan kecemasan lebih tinggi dibandingkan yang tidak menggunakan vape (Leventhal et al., 2016). Ini menunjukkan bahwa vape bukan hanya masalah kesehatan fisik, tetapi juga psikologis.
Perspektif Sosial dan Ekonomi
Penggunaan vape di kalangan remaja perempuan juga memiliki implikasi sosial yang luas. Teori interaksi simbolik George Herbert Mead (1934) membantu kita memahami bagaimana individu membangun identitas mereka melalui interaksi sosial. Dalam konteks ini, vape menjadi simbol status sosial yang membuat remaja merasa diterima dalam kelompok mereka.
Namun, penggunaan vape juga menciptakan stigmatisasi sosial. Studi oleh Hermanita dan Mardhiah (2023) menunjukkan bahwa masyarakat sering kali memberikan label negatif kepada perempuan yang merokok, baik itu vape atau rokok konvensional. Di Padang, misalnya, perempuan perokok sering kali dilabeli sebagai ‘tidak baik-baik’ dan dianggap tidak sesuai dengan norma sosial dan budaya setempat.
Kebijakan dan Regulasi yang Mendesak
Dari sudut pandang kebijakan, regulasi yang ketat terhadap penggunaan vape sangat diperlukan untuk melindungi generasi muda. Negara-negara seperti Australia dan New Zealand telah memberlakukan peraturan ketat yang berhasil menurunkan prevalensi penggunaan vape di kalangan remaja (Australian Government Department of Health, 2021). Namun, di Malaysia, pengeluaran nikotin dari Akta Racun pada 1 April 2023 justru membuka jalan bagi penjualan vape yang tidak terkendali kepada remaja (Malaysian Ministry of Health, 2023).
Kumpulan Penyelidik Ketagihan Nikotin (NARCC) di Universiti Malaya mendesak agar Rang Undang-Undang Kawalan Produk Merokok 2023 segera diluluskan. RUU ini bertujuan untuk mengatur penjualan dan penggunaan produk nikotin, termasuk vape, untuk melindungi kesehatan masyarakat, terutama generasi muda (Amer Siddiq et al., 2023).
Kesimpulan: Harapan di Balik Kepulan Asap
Dalam kabut asap yang tebal, kita harus mampu melihat ancaman yang mengintai. Vape mungkin tampak seperti pelarian yang memikat dari kenyataan, namun ia hanyalah ilusi yang membawa kita menuju jurang kehancuran. Seperti layang-layang yang terbang tinggi di langit biru, kita harus mampu menarik benang kendali, menjaga agar tidak terjerat dan terhempas.
Masa depan generasi muda kita bergantung pada tindakan yang kita ambil hari ini. Dengan regulasi yang tegas, pendidikan yang tepat, dan peningkatan kesadaran, kita dapat melindungi mereka dari dampak negatif penggunaan vape. Biarkan setiap hembusan nafas mereka menjadi nafas kehidupan yang penuh dengan potensi dan kebaikan, bukan sekadar kepulan asap yang menyesatkan.
Referensi
- American Lung Association. (2021). Health Risks of E-cigarettes. Diakses dari https://www.lung.org/stop-smoking/smoking-facts/impact-of-e-cigarettes-on-lung
- Amer Siddiq, A. N., Nur Amani, A. T., Wong Chee, K., Farizah, M. H., Noraryana, H., & Mohd Afiq, M. N. (2023). Incidence of E-Cigarette or Vaping Product Use Associated Lung Injury (EVALI) among the Severe Acute Respiratory Infections (SARI) Patients. Universiti Malaya.
- Australian Government Department of Health. (2021). E-cigarettes and youth: What the research says. Diakses dari https://www.health.gov.au/health-topics/smoking-and-tobacco/about-smoking-and-tobacco/e-cigarettes-and-youth
- Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2021). Outbreak of Lung Injury Associated with the Use of E-Cigarette, or Vaping, Products. Diakses dari https://www.cdc.gov
- Hermanita, H., & Mardhiah, D. (2023). Respon Masyarakat Terhadap Remaja Perempuan Merokok di Kota Padang (Studi Kasus: Pengunjung Kafe Bacarito). Jurnal Perspektif: Jurnal Kajian Sosiologi dan Pendidikan, 6(4), 346-353. https://doi.org/10.24036/perspektif.v6i4.827
- Leventhal, A. M., Goldenson, N. I., Cho, J., Kirkpatrick, M. G., McConnell, R. S., & Barrington-Trimis, J. L. (2016). Association of e-Cigarette Vaping and Progression to Heavier Patterns of Cigarette Smoking. JAMA, 316(18), 1918-1920. https://doi.org/10.1001/jama.2016.14649
- Tedjasukmono, W., & Susanto, E. H. (2020). Fenomenologi Pengguna Vape pada Perempuan di Komunitas @Dragoncloudz.id. Koneksi, 3(2), 442-446. https://doi.org/10.24912/kn.v3i2.645