Mengasah Kesadaran Kesehatan melalui Krida Bina Obat dan Lingkungan Sehat dalam Saka Bakti Husada

Oleh. DR. H. Ahyar Wahyudi, S.Kep. Ns, M.Kep., CISHR, FISQua, FRSPH, FIHFAA

Pendahuluan

Gerakan Pramuka Indonesia memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan keterampilan generasi muda melalui berbagai program edukatif. Salah satu program unggulan dalam Satuan Karya Pramuka (Saka) Bakti Husada adalah Krida Bina Obat dan Krida Bina Lingkungan Sehat. Kedua krida ini memiliki tujuan yang sama dalam mengedukasi generasi muda tentang pentingnya kesehatan, baik dalam penggunaan obat yang tepat maupun menjaga lingkungan yang sehat.

Pelaksanaan Krida Bina Obat dan Krida Bina Lingkungan Sehat didasarkan pada beberapa peraturan penting, seperti Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, serta Permenkes RI Nomor 38 Tahun 2019 tentang Pembinaan Satuan Karya Pramuka Bakti Husada. Kerjasama yang dibentuk antara Gerakan Pramuka dan Kementerian Kesehatan melalui Kesepakatan Bersama pada tahun 2015 memperkuat komitmen untuk membina kader kesehatan yang mampu mengimplementasikan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat. Kolaborasi ini menunjukkan betapa pentingnya peran Saka Bakti Husada dalam mencapai tujuan kesehatan nasional dan pendidikan karakter generasi muda.

Pentingnya Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka

Di banyak sekolah, termasuk SMK Negeri 3 Banjarbaru, kegiatan ekstrakurikuler Pramuka telah menjadi pilihan opsional bagi siswa. Sejak kegiatan ini tidak lagi diwajibkan, banyak sekolah kehilangan kegiatan bermanfaat yang mendidik karakter dan keterampilan hidup. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMK Negeri 3 Banjarbaru mengungkapkan keprihatinannya akan hilangnya nilai-nilai positif dari kegiatan Pramuka yang dahulu wajib diikuti siswa. Pada acara kunjungan ke SBH SMK Negeri 3 Banjarbaru pada 26 Juli 2024, hanya sekitar 30 siswa yang menunjukkan minat terhadap Pramuka, dengan hanya 25 siswa yang aktif mengikuti kegiatan ini. Sebagian besar siswa lebih tertarik pada ekstrakurikuler lain seperti musik, pecinta alam, dan Palang Merah Remaja (PMR).

Krida Bina Obat adalah salah satu pilar utama dalam mendidik kader-kader kesehatan muda dalam Saka Bakti Husada. Krida ini memberikan edukasi tentang penggunaan obat yang tepat dan aman, serta menekankan pentingnya pemahaman yang benar tentang obat-obatan di masyarakat.

Menurut teori farmakologi dasar oleh Rang, Dale, dan Ritter (2011), pemahaman tentang obat sangat penting untuk mencegah penyalahgunaan dan efek samping yang merugikan. Penggunaan obat yang tepat tidak hanya melibatkan pemahaman tentang dosis dan cara penggunaan, tetapi juga pengetahuan tentang interaksi obat, efek samping, dan kontraindikasi. Krida Bina Obat sejalan dengan konsep ini, di mana anggota Pramuka diajarkan untuk memahami berbagai aspek farmakologi yang mendasar.

Krida Bina Obat memiliki beberapa tujuan utama yang semuanya bermuara pada penggunaan obat yang aman dan efektif di masyarakat.

Edukasi tentang Jenis-Jenis Obat

Anggota Pramuka dilatih untuk mengenali berbagai jenis obat, termasuk obat resep, obat bebas, dan obat tradisional. Mereka diajarkan untuk memahami perbedaan antara masing-masing jenis obat dan situasi di mana obat tersebut harus digunakan. Teori pendidikan kesehatan oleh Green dan Kreuter (1999) menekankan pentingnya pendidikan yang komprehensif dalam perubahan perilaku kesehatan, yang relevan dengan tujuan Krida Bina Obat untuk memberikan pemahaman mendalam tentang obat-obatan.

Penggunaan Obat yang Tepat dan Aman

Krida ini mengajarkan anggota Pramuka cara menggunakan obat dengan benar, termasuk membaca dan memahami label obat, mengikuti petunjuk dosis, serta mengetahui cara penyimpanan obat yang benar. Mereka juga diajarkan tentang pentingnya tidak berbagi obat dengan orang lain dan konsultasi dengan profesional kesehatan sebelum menggunakan obat baru. Teori perilaku kesehatan oleh Ajzen (1991) menjelaskan bahwa pengetahuan dan sikap yang tepat sangat mempengaruhi niat dan perilaku individu dalam penggunaan obat.

Pencegahan Penyalahgunaan Obat

Anggota Pramuka diberikan pengetahuan tentang risiko penyalahgunaan obat, termasuk penyalahgunaan obat resep dan obat-obatan terlarang. Mereka diajarkan untuk mengenali tanda-tanda penyalahgunaan obat dan cara-cara pencegahan yang efektif. Menurut teori penyalahgunaan zat oleh Marlatt dan Gordon (1985), pencegahan yang efektif melibatkan pendidikan dini dan peningkatan kesadaran akan bahaya penyalahgunaan zat.

Interaksi dan Efek Samping Obat

Krida ini juga mengajarkan anggota Pramuka tentang potensi interaksi obat dan efek samping yang mungkin terjadi. Mereka dilatih untuk mengenali gejala efek samping dan tindakan yang harus diambil jika efek samping terjadi. Teori farmakokinetik dan farmakodinamik yang diajarkan oleh Rang, Dale, dan Ritter (2011) memberikan dasar ilmiah untuk memahami bagaimana obat bekerja dalam tubuh dan bagaimana interaksi obat dapat mempengaruhi efektivitas dan keamanan pengobatan.

Adapun Krida Bina Lingkungan Sehat adalah salah satu dari enam Krida yang menjadi pilar utama dalam mendidik kader-kader kesehatan muda dalam Saka Bakti Husada. Krida ini membina anggota Pramuka dalam penyehatan lingkungan, baik di rumah, tempat umum, maupun dalam situasi darurat kesehatan lingkungan.

Menurut teori ekologi manusia oleh Urie Bronfenbrenner (1979), lingkungan memiliki peran penting dalam perkembangan individu. Lingkungan yang sehat dan kondusif akan mendukung perkembangan fisik dan psikologis yang optimal. Krida Bina Lingkungan Sehat sejalan dengan konsep ini, di mana anggota Pramuka diajarkan untuk memahami dan mengelola faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat.

Krida ini mencakup tiga sub-krida utama yaitu SKK Rumah Sehat, SKK Tempat dan Fasilitas Umum, serta SKK Kedaruratan Kesehatan Lingkungan. Setiap sub-krida memiliki tujuan dan kegiatan yang spesifik untuk mencapai lingkungan yang sehat dan aman.

SKK Rumah Sehat

Anggota Pramuka dilatih untuk memahami konsep rumah sehat, yang mencakup aspek kebersihan, ventilasi, pencahayaan, serta sanitasi yang baik. Mereka diajarkan untuk menilai kondisi rumah dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan rumah. Menurut teori lingkungan sehat oleh Smith dan Smith (2006), rumah yang sehat berfungsi sebagai tempat perlindungan dan pemulihan kesehatan bagi penghuninya.

SKK Tempat dan Fasilitas Umum

Anggota Pramuka dilatih untuk menilai dan memelihara kebersihan serta kesehatan tempat-tempat umum seperti pasar, sekolah, dan fasilitas publik lainnya. Mereka diajarkan untuk membedakan tempat dan fasilitas umum yang memenuhi syarat kesehatan dan yang tidak, serta memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan di tempat-tempat tersebut. Pendekatan teori perilaku kesehatan oleh Ajzen (1991) relevan di sini, di mana perubahan perilaku masyarakat terhadap kebersihan tempat umum sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan kesadaran yang diberikan oleh para kader kesehatan.

SKK Kedaruratan Kesehatan Lingkungan

Krida ini mempersiapkan anggota Pramuka untuk menangani kondisi darurat kesehatan lingkungan, seperti bencana alam atau wabah penyakit. Mereka dilatih untuk melakukan penilaian cepat (rapid health assessment) dan memberikan penyuluhan tentang tindakan yang harus dilakukan dalam situasi darurat. Teori manajemen bencana oleh Tierney (2007) menggarisbawahi pentingnya kesiapan dan respon cepat dalam menghadapi kondisi darurat untuk meminimalkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat.

Implementasi Krida Bina Obat dan Krida Bina Lingkungan Sehat menghadapi beberapa tantangan, terutama dalam menarik minat siswa untuk aktif dalam kegiatan Pramuka. Seperti yang terjadi di SMK Negeri 3 Banjarbaru, kurangnya minat siswa terhadap Pramuka mempengaruhi efektivitas program ini. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang lebih inovatif dan relevan dengan kebutuhan serta minat siswa masa kini. Misalnya, mengintegrasikan kegiatan Pramuka dengan teknologi dan media sosial dapat menjadi strategi efektif untuk menarik minat siswa yang hidup di era digital. Teknologi dapat digunakan untuk membuat aplikasi mobile yang berisi panduan, tips, dan informasi tentang penggunaan obat yang aman serta penyehatan lingkungan, serta platform untuk berbagi kegiatan dan pencapaian anggota Pramuka.

Dukungan dari pihak sekolah dan orang tua juga sangat diperlukan dalam mendorong siswa untuk aktif dalam kegiatan Pramuka. Sekolah dapat memberikan penghargaan atau insentif bagi siswa yang aktif dalam kegiatan Pramuka, seperti sertifikat, beasiswa, atau poin tambahan dalam penilaian ekstrakurikuler. Orang tua juga berperan penting dalam memberikan motivasi dan dukungan kepada anak-anak mereka untuk mengikuti kegiatan Pramuka. Dengan kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan Gerakan Pramuka, diharapkan lebih banyak siswa yang tertarik dan aktif dalam kegiatan Pramuka, khususnya Krida Bina Obat dan Krida Bina Lingkungan Sehat.

Dampak Positif Krida Bina Obat dan Krida Bina Lingkungan Sehat

Krida Bina Obat dan Krida Bina Lingkungan Sehat memberikan dampak positif yang signifikan bagi anggota Pramuka dan masyarakat. Melalui kegiatan ini, anggota Pramuka tidak hanya memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang penggunaan obat yang tepat dan aman serta menjaga lingkungan yang sehat, tetapi juga mengembangkan sikap tanggung jawab dan kepedulian terhadap kesehatan masyarakat. Mereka menjadi agen perubahan yang dapat mempengaruhi perilaku hidup sehat di masyarakat. Dengan pengetahuan yang diperoleh, anggota Pramuka dapat menjadi fasilitator yang efektif dalam kampanye penggunaan obat yang tepat serta praktik penyehatan lingkungan, mempromosikan praktik terbaik di komunitas, dan menginisiasi proyek-proyek kesehatan yang berkelanjutan.

Selain itu, kedua krida ini juga membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penggunaan obat yang tepat dan aman serta menjaga lingkungan yang sehat. Dengan adanya kader kesehatan yang terlatih, masyarakat lebih sadar akan risiko penyalahgunaan obat dan cara-cara pencegahannya, yang pada gilirannya dapat mengurangi insiden penyalahgunaan obat dan meningkatkan kualitas hidup. Kesadaran ini juga berkontribusi terhadap penurunan angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh penyalahgunaan obat, serta mendorong masyarakat untuk lebih bertanggung jawab dalam penggunaan obat. Demikian pula, kesadaran akan pentingnya lingkungan sehat dapat mendorong masyarakat untuk lebih peduli dan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan, yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan.

Penutup

Krida Bina Obat dan Krida Bina Lingkungan Sehat dalam Saka Bakti Husada adalah program yang sangat potensial dalam membentuk generasi muda yang peduli dan berperan aktif dalam penggunaan obat yang tepat dan aman serta menjaga kesehatan lingkungan. Dengan berbagai kegiatan dan pendidikan yang diberikan, anggota Pramuka dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang sangat berguna dalam menghadapi tantangan kesehatan di masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk mendukung dan mempromosikan kegiatan ini, agar lebih banyak generasi muda yang terlibat dan mendapatkan manfaat dari program ini.

Sebagai penutup, mari kita renungkan kata-kata bijak dari Hippocrates: Biarkan makanan menjadi obatmu dan obat menjadi makananmu, serta dari Mahatma Gandhi: Bumi menyediakan cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap manusia, tetapi tidak untuk memenuhi keserakahan setiap manusia. Dengan semangat ini, mari kita dukung Krida Bina Obat dan Krida Bina Lingkungan Sehat serta Gerakan Pramuka untuk terus berkarya dalam menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan berpengetahuan. Salam Pramuka.