themoments.live-
Pendahuluan
Dalam lanskap perawatan kesehatan yang terus berkembang, konsep pengambilan keputusan bersama (SDM) dan perawatan berpusat pada individu (PCC) telah menjadi pilar utama yang diakui secara luas dalam upaya untuk meningkatkan kualitas perawatan dan kepuasan pasien. Kedua pendekatan ini, meskipun sering kali dianggap sejalan, menyimpan kompleksitas yang memerlukan pemahaman mendalam dan integrasi yang cermat. Artikel ini bertujuan untuk menggali hubungan antara SDM dan PCC, menganalisis tantangan dan peluang yang muncul dalam implementasinya, serta mengeksplorasi implikasi bagi pasien melalui lensa teori dan model yang relevan.
Pemahaman Mendalam tentang SDM dan PCC
SDM, atau pengambilan keputusan bersama, adalah sebuah pendekatan kolaboratif yang menempatkan pasien dan penyedia layanan kesehatan pada posisi yang setara dalam proses pengambilan keputusan. Konsep ini bertujuan untuk memastikan bahwa keputusan medis tidak hanya didasarkan pada bukti ilmiah, tetapi juga mencerminkan preferensi, nilai, dan keinginan pasien. Hoffman et al. (2019) menggarisbawahi bahwa SDM memadukan ilmu kedokteran berbasis bukti dengan keterampilan komunikasi yang berpusat pada pasien, sehingga menjadikannya inti dari praktik perawatan yang menghargai otonomi individu.
Sementara itu, PCC atau perawatan berpusat pada individu, berfokus pada penciptaan lingkungan perawatan yang humanistik dan penuh empati. Pendekatan ini menempatkan pasien sebagai pusat dari setiap interaksi perawatan, dengan menekankan pentingnya membangun hubungan yang kuat dan saling percaya antara pasien dan penyedia layanan kesehatan. Institute of Medicine (2001) menyebutkan bahwa PCC melibatkan pasien dalam kemitraan dengan penyedia layanan untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka, sambil memberikan dukungan yang diperlukan untuk membuat keputusan yang tepat.
Hubungan Simbiotik antara SDM dan PCC
Meskipun SDM dan PCC memiliki tujuan yang serupa, yaitu meningkatkan kualitas perawatan dan keterlibatan pasien, keduanya sering kali diterapkan secara terpisah. SDM berfokus pada proses pengambilan keputusan yang melibatkan pasien secara langsung, sementara PCC menekankan pada kualitas hubungan antara pasien dan penyedia layanan kesehatan. Namun, studi yang dilakukan oleh Siebinga et al. (2022) menunjukkan bahwa kombinasi yang efektif dari kedua pendekatan ini dapat menghasilkan kepuasan pasien yang lebih tinggi dibandingkan dengan penerapan salah satu pendekatan secara terpisah.
Kesenjangan antara SDM dan PCC sering kali terjadi ketika fokus utama diberikan pada teknik pengambilan keputusan tanpa memperhatikan elemen humanistik dari hubungan antara pasien dan dokter. SDM yang dilakukan dengan baik tetapi tanpa PCC dapat membuat pasien merasa tidak didukung secara emosional, sementara PCC tanpa SDM dapat mengakibatkan keputusan yang tidak sepenuhnya mencerminkan preferensi dan nilai-nilai pasien. Oleh karena itu, sinergi antara SDM dan PCC adalah kunci untuk mencapai hasil perawatan yang optimal.
Tantangan dalam Implementasi SDM dan PCC
Tantangan utama dalam implementasi SDM dan PCC terletak pada keterbatasan waktu, sumber daya, dan pelatihan bagi tenaga medis. Di banyak institusi kesehatan, dokter sering kali dibebani dengan jadwal yang padat, yang mengurangi kemampuan mereka untuk melibatkan pasien dalam diskusi yang mendalam atau membangun hubungan yang kuat dan saling percaya yang diperlukan dalam PCC. Kurangnya pelatihan dalam keterampilan komunikasi interpersonal juga dapat menghambat integrasi SDM dan PCC, karena dokter mungkin lebih terfokus pada aspek teknis dari pengambilan keputusan daripada aspek humanistik dari hubungan pasien-dokter.
Selain itu, tidak semua pasien siap atau nyaman untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan yang kompleks. Beberapa pasien mungkin lebih memilih pendekatan paternalistik, di mana mereka mempercayakan keputusan medis sepenuhnya kepada dokter. Hal ini menciptakan tantangan dalam menerapkan SDM secara efektif, karena keberhasilan SDM sangat bergantung pada kesiapan dan keinginan pasien untuk terlibat.
Teori pengambilan keputusan menyatakan bahwa keputusan yang diambil harus didasarkan pada informasi yang akurat dan relevan, serta mempertimbangkan preferensi dan nilai-nilai individu. Dalam model SDM, dokter dan pasien bekerja sama dalam proses pengambilan keputusan, dengan masing-masing pihak memainkan peran aktif dalam menentukan arah perawatan. Prinsip ini mendasari pentingnya keterbukaan dan transparansi dalam komunikasi antara dokter dan pasien, yang tidak hanya meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, tetapi juga memperkuat hubungan antara kedua belah pihak.
Di sisi lain, teori komunikasi interpersonal yang mendasari PCC menekankan pentingnya empati, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan membangun hubungan yang kuat dengan pasien. Model PCC menempatkan pasien sebagai pusat dari seluruh proses perawatan, dengan tujuan untuk menciptakan perawatan yang tidak hanya efektif dari segi medis, tetapi juga selaras dengan kehidupan dan preferensi individu pasien. Pendekatan ini menekankan pentingnya memahami pasien sebagai individu yang unik dengan kebutuhan dan nilai-nilai yang berbeda-beda.
Dampak terhadap Kepuasan Pasien
Kepuasan pasien adalah indikator penting dari kualitas perawatan, dan penelitian menunjukkan bahwa integrasi yang efektif antara SDM dan PCC dapat meningkatkan kepuasan ini secara signifikan. Ketika pasien merasa bahwa mereka didengarkan, dihargai, dan terlibat dalam keputusan yang berkaitan dengan perawatan mereka, mereka lebih mungkin merasa puas dengan perawatan yang mereka terima.
Dalam studi yang dilakukan di Isala Hospital, Belanda, ditemukan bahwa pasien yang menerima kombinasi SDM dan PCC yang tinggi menunjukkan tingkat kepuasan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pasien yang hanya menerima salah satu pendekatan. Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun SDM dan PCC dapat berdiri sendiri, kombinasi keduanya memberikan dampak yang lebih besar terhadap kepuasan pasien. Ketika keputusan medis mencerminkan preferensi dan nilai-nilai pasien, serta didukung oleh hubungan yang kuat dan empatik dengan penyedia layanan kesehatan, pasien lebih mungkin merasa puas dengan hasil perawatan mereka.
Implikasi bagi Pasien
Bagi pasien, sinergi antara SDM dan PCC menawarkan pendekatan perawatan yang lebih komprehensif dan memuaskan. Pasien tidak hanya dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, tetapi juga merasa didukung secara emosional dan dihargai sebagai individu yang unik. Hal ini meningkatkan rasa memiliki terhadap keputusan yang diambil dan mendorong keterlibatan aktif dalam perawatan mereka sendiri. Dampak positifnya adalah peningkatan kepuasan terhadap perawatan yang diterima, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kepatuhan terhadap rekomendasi medis dan hasil kesehatan secara keseluruhan.
Dengan mengintegrasikan SDM dan PCC, pasien juga mendapatkan perawatan yang lebih personal, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi mereka. Ini tidak hanya meningkatkan pengalaman perawatan pasien, tetapi juga memperkuat hubungan antara pasien dan penyedia layanan kesehatan, menciptakan lingkungan perawatan yang lebih kolaboratif dan penuh kepercayaan.
Kesimpulan
Sinergi antara SDM dan PCC adalah fondasi penting dalam mencapai kepuasan pasien yang optimal. Meskipun ada tantangan dalam penerapannya, dengan pendekatan yang tepat, kedua konsep ini dapat diintegrasikan secara harmonis untuk menciptakan perawatan yang benar-benar berpusat pada individu. Implikasi bagi pasien adalah pengalaman perawatan yang lebih memuaskan, peningkatan keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan, dan hasil kesehatan yang lebih baik. Melalui sinergi ini, kita dapat menciptakan sistem perawatan kesehatan yang lebih manusiawi, empatik, dan efektif, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidup pasien secara keseluruhan.
Referensi
- Siebinga, V. Y., Driever, E. M., Stiggelbout, A. M., & Brand, P. L. P. (2022). Shared decision making, patient-centered communication and patient satisfaction – A cross-sectional analysis. Patient Education and Counseling, 105(7), 2145-2150. https://doi.org/10.1016/j.pec.2022.03.012
- Hoffman, T. C., et al. (2019). The role of shared decision making in patient-centered care. Patient Education and Counseling, 102(8), 1485-1493.
- Institute of Medicine. (2001). Crossing the quality chasm: A new health system for the 21st century. Washington, DC: National Academy Press.
- Kunneman, M., et al. (2018). Humanistic communication in the evaluation of shared decision making: A systematic review. Patient Education and Counseling, 101(12), 2195-2201.